Sejak kecil saya mengidamkan naik pesawat ke tanah suci. Bagi saya, gambaran pergi ke tempat paling jauh dan paling menyenangkan adalah kota Mekkah.
Setiap ada pesawat melintas di langit yang tertangkap oleh pandangan saya dengan polosnya saya selalu berkata "Pesawat besok antar aku ke Mekkah lihat Ka'bah ya". Mungkin sudah ratusan kali saya berucap seperti itu.
Hingga saya mulai beranjak dewasa. Mimpi pergi ke tanah suci tak pernah surut. Saya masih ingat betul waktu SMA, saya pernah merasakan dengan jelas melihat Ka'bah dan ada suara sangat nyaring menyuarakan talbiyah. Entah itu mimpi dalam tidur atau hiasan atmosfer dalam lamunan keheningan saya.
Rasa rindu itu semakin membuncah. Hampir tiap malam sebelum tidur saya buka dan baca buku kumpulan sholawat. Konon katanya kalau ingin segera bisa ziarah ke Makam Rasulullah, seringkanlah membaca sholawat.
Keyakinan itu semakin kuat. Dalam hati dengan penuh keyakinan, saya ucapkan "Saya harus bisa ke tanah suci sebelum menikah."
Memasuki tahun menjadi mahasiswa. Semangat untuk pergi ke tanah suci sepertinya sudah tak terbendung.
Gayung bersambut, bapak yang sudah mulai pensiun mulai mencari aktifitas. Karena kakak perempuan saya seorang wiraswasta, banyak kardus sisa packing barang menumpuk di sekitar rumah. Dari situ bapak mulai mengumpulkan tiap lembaran kardus ditata rapi kemudian diikat.
Jika tidak ada jam kuliah pagi, saya membantu beliau menata dan mengikat kardus. Setiap satu atau dua minggu sekali, pengepul kardus akan datang untuk membeli kardus yang sudah diikat bapak. Hasil dari penjualan kardus ditabung.
Tidak hanya kardus yang dijual, botol dan gelas minum bekas air mineral pun ikut terjual. Setiap ada botol minum bekas di kampus tak jarang saya bawa pulang untuk dikumpulkan.
Pernah suatu hari ada teman yang bertanya, mengapa saya demen ngumpulin botol bekas dan di bawa pulang. Mungkin itu hal yang malu, tapi bagi saya itu hal yang biasa.
Saya pun menjelaskan, ini semata karena bapak mengajak saya untuk menabung dari kardus dan botol bekas untuk berangkat umrah bersama.
Saya utarakan cita-cita saya ini ke teman-teman, kalau saya ingin pergi ke Mekkah sebelum menikah. Namun, cita-cita saya ini banyak yang tak sejalan dengan teman-teman. Kebanyakan dari mereka ingin pergi ke Mekkah kelak bersama pasangan hidup. Tapi, ini tak menyurutkan semangat saya untuk meneruskan keinginan pergi ke tanah suci sebelum menikah.
Alhamdulillah, doa saya sejak puluhan tahun silam Allah ijabah di tahun 2012. Allah cukupkan tabungan hasil penjualan kardus dan botol bekas selama 3 tahun untuk mendaftar umrah. Saya, bapak, dan ibu bisa berangkat dari tabungan tersebut.
Subhanallah Wal Hamdulillah Allahu Akbar. Impian dan doa saya selama puluhan tahun Allah ijabah di waktu yang tepat bukan cepat.
Setahun kemudian Allah pertemukan saya dengan jodoh dari jalan yang tak terduga sebelumnya.
Fabi ayyi aala irobbikuma tukadzibaan.
MasyaAllah.. Luar biasa kisahnya mbak.
BalasHapusMakasih Mbak Malica ๐
HapusYa Allah, keren poll mbak. Dari yang dianggap gak berguna jadi berkah.
BalasHapusBanyak belajar dari Mbak Cik ๐
HapusBanyak belajar dari Mbak Cik ๐
BalasHapusSubhanallaaah, inspiratif skali mbak nur rosyidah๐๐
BalasHapusMasya Alloh...spicles...
BalasHapusCik guuuu ����
BalasHapusMasyaallaah...inspiratif sekali mbak Nur Rosyidah Rahman, terimakasih๐๐๐๐ค
BalasHapus